Saturday, November 12, 2016

Bedah Karya Tiga Buku – Bab I

Sebelumnya saya ingin berterima kasih kepada Bang Benny Rhamdani, yang di sekolah tanpa tembok BlogToBook memacu saya sebagai salah satu peserta, untuk berdisiplin dan sistematis mengerjakan tugas demi tugas yang diberikannya. Saya sungguh beruntung!
Baiklah, ini tugas hari ke-4 yang terlambat saya kerjakan, dan saya menyesali keterlambatannya.
Langsung saja, saya memilih tiga (3) judul buku dengan genre berbeda, kecuali satu yang sama dengan genre naskah yang saya tulis – novel roman.

Buku 1, sebuah novel berjudul “Ziarah” (Penerbit - Djambatan)  
Genre: Sastra modern bernuansa filsafat dan kejiwaan.   


Bab I novel ini dibuka dengan situasi tanpa basa-basi, yang memberikan petunjuk sekaligus teka-teki pada pembaca. Kalimatnya sangat efektif, padat, sarat makna, dan melukiskan perspektif langka. Walau begitu, bab ini membawa pembaca pada keindahan yang rumit, absurd, dan misterius tentang kehidupan sang tokoh. Sebuah kisah yang menghidupkan karakter tanpa nama, yang berjuang menjaga nyala api cinta dalam caranya sendiri.

Ya, semua karakternya hanya disebut sebagai sosok dengan fungsi atau posisi dalam masyarakat, yaitu – pelukis; isteri pelukis; walikota; dan opseter penjaga kuburan. Inilah kekuatan kisah bab I novel “Ziarah”, seakan menembus batas imajinasi dan rangkaian kata-kata serta penalaran yang mungkin.

Saya ingin meresapi lebih dalam lagi, dan bisa menaklukkan gunung filosofi dan percakapan batin yang menyimpan rahasia keindahan novel ini.


Buku 2, sebuah novel berjudul “Dilan – Dia Adalah Dilanku Tahun 1990”
(Penerbit - Mizan Pustaka, edisi revisi)
Genre: Novel Roman.  


Bab I berjudul “Aku”

Isinya seakan hanya sebuah perkenalan yang dilakukan tokoh utama bernama Milea Adnan Hussain. Milea memperkenalkan kepada pembaca tidak hanya tentang dirinya sendiri, namun juga beberapa nama yang dia sebutkan, termasuk SMA-nya yang dikatakan sebagai sekolah paling romantis se-Asia.

Saya menyadari, menulis dalam bahasa dan gagasan yang (tampak) sederhana itu sungguh tidak sederhana. Sederhana itu sempurna, menurut saya.

Inilah keunggulan bab I yang berhasil menyerukan pada pembaca bahwa sederhana itu memesona, dan memikat perhatian pembaca untuk terus membalik halaman berikutnya.

Rasanya saya akan mencari tahu apa rahasia penulisnya sehingga berani memilih sebuah perkenalan dalam arti harafiah, sebagai awal bab novelnya. Ini "mencurigakan". Nah, kecurigaan pembaca inilah yang berhasil diciptakan penulis “Dilan” dengan piawai. Bravo.

Buku 3, sebuah novel berjudul “Amarah” – Jilid Satu, karangan John Steinbeck
(Penerbit – Yayasan Obor Indonesia)
Genre: Novel Klasik, memotret masalah sosial.  



Bab I memberikan gambaran sangat jelas tentang situasi kemelaratan dan penderitaan orang-orang yang dikisahkan. Bagian ini narasinya didominasi oleh visualisasi empat dimensi, yang secara mengejutkan justru mengajak pembaca turut merasakan kesengsaraan, dan perjuangan karakter yang disebut dalam kategori --  laki-laki dan perempuan, serta anak-anak.

Ekspresi internal orang-orangnya, juga dinamika kegiatan mereka menyatu dalam visualisasi alam; rumah; jalanan; pepohonan; tanah; debu jalan; kerak hujan.

Maka pembaca seperti saya seakan langsung merasakan kedalaman batin, reaksi interaktif antar karakter, dan keterhubungannya dengan situasi fisik yang menjadi latar belakan (setting) bab I ini, atau mungkin novel ini. Asumsinya, saya baru membaca sampai Bab I saja.
Bab I ini luar biasa, karena  memberikan contoh nyata efek deskripsi yang bukan sekadar serangkaian kalimat atau lukisan fisik tanpa tujuan. Sebenarnya, ini bukan deskripsi namun justru kisahnya sendiri.

Demikianlah pendapat saya tentang Bab I dari masing-masing buku yang judulnya tersebut di atas. Salam dan terima kasih atas saran dan kritikan Anda, kalau ada.

#BlogToBook
#ApresiasiBabSatu
#KutipanBuku_BabSatu

Quote:
Pada saat-saat seperti ini, seluruh isi dadanya menyisih bagi hanya satu perasaan, yakni: harapan. (Ziarah, Iwan Simatupang)

9 comments:

  1. Pengalaman batin yang "berbeda", Bang Benny. Terima kasih menyemangati. _/|\_

    ReplyDelete
  2. Akhirnyaaaa selesai jg y mbak tugasnya.

    ReplyDelete
  3. Unik juga ya Bu yang bukunya Iwan Simatupang. Tokoh-tokohnya itu lho, tanpa nama.

    ReplyDelete
  4. Saya jadi ngiri sama grup fiksi nih 😁 Menyenangkan banget mereview novel-novel yang disukainya.

    ReplyDelete