Sebelumnya saya ingin
berterima kasih kepada Bang Benny Rhamdani, yang di sekolah tanpa tembok BlogToBook memacu saya sebagai salah satu
peserta, untuk berdisiplin dan sistematis mengerjakan tugas demi tugas yang
diberikannya. Saya sungguh beruntung!
Baiklah, ini tugas
hari ke-4 yang terlambat saya kerjakan, dan saya menyesali keterlambatannya.
Langsung saja, saya memilih tiga (3) judul buku dengan genre berbeda, kecuali satu yang sama dengan genre naskah yang saya tulis – novel roman.
Langsung saja, saya memilih tiga (3) judul buku dengan genre berbeda, kecuali satu yang sama dengan genre naskah yang saya tulis – novel roman.
Buku 1, sebuah novel berjudul “Ziarah” (Penerbit - Djambatan)
Genre: Sastra modern bernuansa filsafat dan kejiwaan.
Genre: Sastra modern bernuansa filsafat dan kejiwaan.
Bab I novel ini dibuka dengan situasi tanpa basa-basi, yang memberikan petunjuk sekaligus teka-teki pada pembaca.
Kalimatnya sangat efektif, padat, sarat makna, dan melukiskan perspektif langka. Walau begitu, bab ini membawa
pembaca pada keindahan yang rumit, absurd, dan misterius tentang kehidupan sang tokoh. Sebuah kisah yang menghidupkan karakter tanpa nama, yang berjuang menjaga nyala api cinta dalam caranya sendiri.
Ya, semua karakternya hanya disebut sebagai sosok dengan fungsi atau posisi dalam masyarakat, yaitu – pelukis; isteri pelukis; walikota; dan opseter penjaga kuburan. Inilah kekuatan kisah bab I novel “Ziarah”, seakan menembus batas imajinasi dan rangkaian kata-kata serta penalaran yang mungkin.
Ya, semua karakternya hanya disebut sebagai sosok dengan fungsi atau posisi dalam masyarakat, yaitu – pelukis; isteri pelukis; walikota; dan opseter penjaga kuburan. Inilah kekuatan kisah bab I novel “Ziarah”, seakan menembus batas imajinasi dan rangkaian kata-kata serta penalaran yang mungkin.
Saya ingin meresapi lebih dalam lagi, dan bisa menaklukkan gunung filosofi dan percakapan batin yang menyimpan rahasia keindahan novel ini.
Buku 2, sebuah novel berjudul “Dilan – Dia Adalah Dilanku Tahun 1990”
(Penerbit - Mizan Pustaka, edisi revisi)
Genre: Novel Roman.
Bab I berjudul “Aku”
Isinya seakan hanya sebuah
perkenalan yang dilakukan tokoh utama bernama Milea Adnan Hussain. Milea
memperkenalkan kepada pembaca tidak hanya tentang dirinya sendiri, namun juga
beberapa nama yang dia sebutkan, termasuk SMA-nya yang dikatakan sebagai
sekolah paling romantis se-Asia.
Saya menyadari, menulis dalam bahasa dan gagasan yang (tampak) sederhana itu sungguh tidak sederhana. Sederhana itu sempurna, menurut saya.
Inilah keunggulan bab I yang berhasil menyerukan pada pembaca bahwa sederhana itu memesona, dan memikat perhatian pembaca untuk terus membalik halaman berikutnya.
Rasanya saya akan mencari tahu apa rahasia penulisnya sehingga berani memilih sebuah perkenalan dalam arti harafiah, sebagai awal bab novelnya. Ini "mencurigakan". Nah, kecurigaan pembaca inilah yang berhasil diciptakan penulis “Dilan” dengan piawai. Bravo.
Saya menyadari, menulis dalam bahasa dan gagasan yang (tampak) sederhana itu sungguh tidak sederhana. Sederhana itu sempurna, menurut saya.
Inilah keunggulan bab I yang berhasil menyerukan pada pembaca bahwa sederhana itu memesona, dan memikat perhatian pembaca untuk terus membalik halaman berikutnya.
Rasanya saya akan mencari tahu apa rahasia penulisnya sehingga berani memilih sebuah perkenalan dalam arti harafiah, sebagai awal bab novelnya. Ini "mencurigakan". Nah, kecurigaan pembaca inilah yang berhasil diciptakan penulis “Dilan” dengan piawai. Bravo.
Buku 3, sebuah novel berjudul “Amarah” – Jilid Satu, karangan John
Steinbeck
(Penerbit – Yayasan Obor Indonesia)
Genre: Novel Klasik, memotret masalah sosial.
Bab I memberikan
gambaran sangat jelas tentang situasi kemelaratan dan penderitaan orang-orang yang
dikisahkan. Bagian ini narasinya didominasi oleh visualisasi empat dimensi, yang secara mengejutkan justru mengajak pembaca turut merasakan kesengsaraan, dan perjuangan karakter yang
disebut dalam kategori -- laki-laki dan
perempuan, serta anak-anak.
Ekspresi internal orang-orangnya, juga dinamika kegiatan mereka menyatu dalam visualisasi alam; rumah; jalanan; pepohonan; tanah; debu jalan; kerak hujan.
Maka pembaca seperti saya seakan langsung merasakan kedalaman batin, reaksi interaktif antar karakter, dan keterhubungannya dengan situasi fisik yang menjadi latar belakan (setting) bab I ini, atau mungkin novel ini. Asumsinya, saya baru membaca sampai Bab I saja.
Bab I ini luar biasa, karena memberikan contoh nyata efek deskripsi yang bukan sekadar serangkaian kalimat atau lukisan fisik tanpa tujuan. Sebenarnya, ini bukan deskripsi namun justru kisahnya sendiri.
Ekspresi internal orang-orangnya, juga dinamika kegiatan mereka menyatu dalam visualisasi alam; rumah; jalanan; pepohonan; tanah; debu jalan; kerak hujan.
Maka pembaca seperti saya seakan langsung merasakan kedalaman batin, reaksi interaktif antar karakter, dan keterhubungannya dengan situasi fisik yang menjadi latar belakan (setting) bab I ini, atau mungkin novel ini. Asumsinya, saya baru membaca sampai Bab I saja.
Bab I ini luar biasa, karena memberikan contoh nyata efek deskripsi yang bukan sekadar serangkaian kalimat atau lukisan fisik tanpa tujuan. Sebenarnya, ini bukan deskripsi namun justru kisahnya sendiri.
Demikianlah pendapat saya tentang
Bab I dari masing-masing buku yang judulnya tersebut di atas. Salam dan terima
kasih atas saran dan kritikan Anda, kalau ada.
#BlogToBook
#ApresiasiBabSatu
#KutipanBuku_BabSatu
Quote:
Pada saat-saat seperti ini,
seluruh isi dadanya menyisih bagi hanya satu perasaan, yakni: harapan. (Ziarah,
Iwan Simatupang)
Menarik ... jadi pengen baca lainnya
ReplyDeleteTerima kasih komentarnya, Bang Benny. :-)
DeletePengalaman batin yang "berbeda", Bang Benny. Terima kasih menyemangati. _/|\_
ReplyDeleteAkhirnyaaaa selesai jg y mbak tugasnya.
ReplyDeleteIya, lega. :-) :D
DeleteTerima kasih kunjungannya
Unik juga ya Bu yang bukunya Iwan Simatupang. Tokoh-tokohnya itu lho, tanpa nama.
ReplyDeleteNyastra banget, mBak Ika. Iya, tanpa nama.
DeleteSaya jadi ngiri sama grup fiksi nih 😁 Menyenangkan banget mereview novel-novel yang disukainya.
ReplyDeleteJadi pengen baca Ziarah.
ReplyDelete