Melihat Ahok di
program Kick Andy, MetroTV kemarin
(24/03/2017), saya semakin heran kalau demi “asal bukan Ahok” orang tidak
mempertimbangkan jomplang-nya (baca: tidak sebanding-nya) mutu pasangan calon
gubernur-calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 2 daripada yang lainnya.
Mutu tidak selalu
hanya merujuk pada program, namun pola pikir esensial seorang pemimpin, siapa
pun itu.
Pemimpin,
diharapkan berpola pikir lebih berbobot daripada orang biasa.
Pemimpin berpandangan jauh ke depan, melihat suatu masalah secara mendalam, memikirkan solusi dengan terobosan yang realistis, namun juga berdampak positif sampai masa panjang berikutnya, bicara dari hati alih-alih polesan wacana artistik dan menggelora meski kosong dari sisi substansi dan kemungkinan realisasinya.
Pemimpin penuh rasa pengabdian, dan itu sudah dibuktikan oleh petahana. Petahana dalam tahap demi tahap, telah menunjukkan hasil dari visi dan misinya membuat DKI Jakarta lebih baik, dalam pilar-pilar kriteria bahwa birokrasi harus melayani, bersih, transparan, dan profesional.
Pemimpin berpandangan jauh ke depan, melihat suatu masalah secara mendalam, memikirkan solusi dengan terobosan yang realistis, namun juga berdampak positif sampai masa panjang berikutnya, bicara dari hati alih-alih polesan wacana artistik dan menggelora meski kosong dari sisi substansi dan kemungkinan realisasinya.
Pemimpin penuh rasa pengabdian, dan itu sudah dibuktikan oleh petahana. Petahana dalam tahap demi tahap, telah menunjukkan hasil dari visi dan misinya membuat DKI Jakarta lebih baik, dalam pilar-pilar kriteria bahwa birokrasi harus melayani, bersih, transparan, dan profesional.
Pemimpin,
konsisten dan berani mengambil risiko melawan arus. Bukan demi sebuah
singgasana, lalu menafikan kelakuan pengacau tatanan, bahkan bila itu tatanan nilai-nilai
spiritual yang harusnya bukan sekadar lafas agamis.
Saya menulis
larik “panjang”, karena ini lebih mudah daripada melibatkan diri & terjun
dalam aksi kemanusiaan di lapangan. Namun saya warga biasa, bukan paslon yang
membuat janji-janji pada pemangku kepentingan (termasuk rakyat), dan dari keringat
rakyat itulah asalnya pemimpin digaji dan diamanatkan memikul tanggung jawab penuh
tata kelola kenegaraan.
Cukup menarik
mendengar pendapat Tompi, musisi dan artis yang ditanya oleh Andy Noya -- host Kick Andy. Tompi mengaku bahwa soal
dukung Ahok, itu karena kebetulan dia yang ada di situ. Siapa pun yang akan
memimpin Jakarta, sebenarnya standarnya sudah naik. Siapa pun yang memimpin DKI
itu nggak masalah. Yang penting itu cara menangnya. “Menanglah dengan
bermartabat,” Tompi menandaskan.
Bimbim (Slank) mengungkapkan bahwa sebenarnya Pak Ahok hanya salah satu dari “sejumlah” orang baik dan jujur. Menurut Bimbim, asal ada orang baik, jujur, anti korupsi, bersih – maka dia dan kawan-kawannya akan mendukung. Mau satu jutapun orang baik akan kita dukung. Kita mencari negarwan 1.000 orang. Sampai kini Bimbim dan kawan-kawan melihat hanya sekitar 60-an orang yang masuk kriteria orang baik untuk menjadi pemimpin, termasuk Ahok. Dalam hal ini Bimbim berbicara bukan sebagai musisi yang harus mempertahankan besarnya jumlah fans (Slankers). Bimbim dkk. mengamati berita, melihat referensi, lalu menetapkan hati mendukung negarawan yang baik, mendorong mereka untuk maju memimpin Indonesia.
Bimbim (Slank) mengungkapkan bahwa sebenarnya Pak Ahok hanya salah satu dari “sejumlah” orang baik dan jujur. Menurut Bimbim, asal ada orang baik, jujur, anti korupsi, bersih – maka dia dan kawan-kawannya akan mendukung. Mau satu jutapun orang baik akan kita dukung. Kita mencari negarwan 1.000 orang. Sampai kini Bimbim dan kawan-kawan melihat hanya sekitar 60-an orang yang masuk kriteria orang baik untuk menjadi pemimpin, termasuk Ahok. Dalam hal ini Bimbim berbicara bukan sebagai musisi yang harus mempertahankan besarnya jumlah fans (Slankers). Bimbim dkk. mengamati berita, melihat referensi, lalu menetapkan hati mendukung negarawan yang baik, mendorong mereka untuk maju memimpin Indonesia.
Siapa pun
pemimpin itu, semoga amanah demi Indonesia lebih baik. Salam Kompasiana.
Tulisan ini sebelumnya Penulis kirim
No comments:
Post a Comment